Rabu, 15 Mei 2013

Valuasi Objek Wisata


Valuasi Objek Wisata di Kota Bukittinggi Sumatera Barat Berdasarkan Sarana dan Prasarana yang Tersedia



Bukittinggi,merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota yang sebelumnya disebut dengan Fort de Kock dan pernah juga dijuluki sebagai Parisj Van Sumatera dan pernah juga menjadi ibukota Negara Indonesia. Kota kelahiran salah satu Proklamator RI yaitu Bung Hatta dan disebut juga sebagai Kota Pustaka. Jam gadang yang merupakan symbol kota ini adalah sebuah landmark di ketinggian jantung kota dan Persis Seperti Big Ben. Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang berhawa sejuk dan juga bersaudara dengan Saremban dari Negeri Sembilan di Malaysia.

Bukittinggi adalah kota tujuan wisata yg paling terkenal di Sumatera Barat. Jarak Bukittinggi cukup jauh dari kota Padang yang sebagai Ibu Kota Sumatera Barat, yaitu kurang lebih 96 KM dengan memakan waktu 1,5-2 jam perjalanan (Jika tidak Macet). Banyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang tertarik untuk pergi berwisata ke kota ini. Beragam wisata dapat ditemukan di kota yang seluas 25,25 kilometer persegi (tanpa pemekaran) ini. Diantaranya wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata kuliner, bahkan wisata belanja yang menarik.

Masing-masing wisata memiliki kelebihan sehingga dapat menarik para pengunjungnya. Dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua pun daapt menikmati semua objek wisata yang ada di Bukittinggi.

Objek Wisata di Kota Bukittinggi yang menarik diantaranya yaitu Kebun Binatang Kinantan, Museum Rumah Adat Bagonjong, Benteng Fort De Cock, Jembatan Limpapeh, Panorama/Ngarai Sianok, Lubang Jepang, dan Jam Gadang, dan objek wisata yang terbaru di kota Bukittinggi yang tidak kalah jauh peminatnya yaitu Great Wall of Koto Gadamg. Jarak antara satu objek wisata ke objek wisata yang lain tidak terlalu jauh, dengan berjalan kaki saja dapat mengunjungi semua objek wisata tersebut.

Selain itu ada juga wisatawan dan pedagang dari luar daerah yang sengaja datang ke kota Bukittinggi dengan tujuan untuk berbelanja. Karena kota Bukittinggi mempunyai pasar grosir yang terbesar di Sumatera, yaitu Pasar Aur Kuning. Banyak pedagang-pedagang dari medan, pekan baru, palembang bahkan pedagang dari Malaysia dan Singapura  yang pergi berbeanja secara grosir ke pasar ini. Selain Pasar Aur Kuning, ada lagi pasar yang menjadi tujuan utama bagi wisatawan yang ingin pergi wisata berbelanja ke kota Bukittinggi, yaitu Pasar Atas. Di pasar ini wisatawan dapat berbelanja pakaian sehari-hari sampai dengan makanan ringan khas Bukittinggi dengan harga yang terjangkau.

Di sekitar kawasan objek wisata terdapat banyak sarana dan prasarana yang memadai, seperti BANK/ATM, rumah makan, tempat berbelanja, transportasi, ada banyak hotel dan penginapan. Namun jika ingin berlibur beberapa hari di kota Bukittinggi pada libur sekolah, libur lebaran, atau tahun baru, booking hotel/penginapan harus hari jauh-jauh hari sebelum kedatangan. Pada hari libur dan tahun baru Bukittinggi akan penuh dengan wisatawan, hampir semua hotel/penginapan penuh.  Akan kesulit menemukan tempat menginap jika tidak booking terlebih dahulu.
 Jadi jika berkunjung ke Sumatera Barat sangat disayangkan bila tidak mengunjungi kota wisata ini.



Penilaian Potensi Sarana dan Prasarana yang Tersedia di Beberapa Objek Wisata yang Terkenal di Kota Bukittinggi
Disini kita akan mencoba untuk melakukan penilian potensi pariwisata untuk ruanglingkup sarana prasarana yang dilakukan dengan mengidentifikasi jumlah dari jenis sarana prasarana yang ada di sekitar suatu obyek wisata dalam radius 500M. Jenis sarana prasarana yang yang dilihat yaitu,
1.      Sarana Akomodasi (hotel/penginapan)
2.      Fasilitas Bank/ATM,
3.      Rumah Makan atau Restoran
4.      Pasar atau Tempat Berbelanja,
5.      Transportasi Penunjang
6.      Tempat Ibadah (mushalla) dan Wc
Semakin banyak jenis sarana prasarana yang mendukung suatu obyek wisata dalam radius 500meter maka nilai skor potensi obyek tersebut makin tinggi.

Kita menilai objek wisata yang mempunyai 0-2 di antara 6 jenis sarana dan prasarana yang dinilai yang ada dalam radius 500M, maka akan diberi skor 1 dengan potensi sangat lemah. Jika mempunyai 3 sarana dan prasarana, maka akan diberi skor 2 dengan potensi lemah. Jika memiliki 4 sarana dan parasarana yang terserdia maka akan diberi skor 3 dengan potensi sedang. Jika memiliki 5 sarana dan prasarana yang tersedia maka akan diberi skor 4 dengan potensi kuat. Dan jika memiliki 6 sarana dan prasarana yang dinilai maka akan diberi skor 5 dengan potensi sangat kuat.

Tabel penilaian:

Banyak sarana dan prasarana
skor
potensi
0-2
1
Sangat lemah
3
2
Lemah
4
3
Sedang
5
4
Kuat
6
5
Sangat kuat


Maka hasil penilian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No
Objek Wisata yang di Nilai
Banyak Sarana dan Prasarana yang Dinilai
Skor
Nilai Potensi
1
Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan
5
4
Kuat
2
Benteng Fort De Cock
5
4
Kuat
3
Taman Panorama dan Lobang jepang
5
4
Kuat
4
Museum Tri Daya Eka Darma
5
4
Kuat
5
Jam Gadang
6
5
Sangat kuat
6
Ngarai sianok
3
2
lemah
7
Great Wall of Koto Gadang
3
2
lemah

TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN
Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan atau yang lebih dikenal dengan nama Kebun Binatang Bukittinggi adalah salah satu kebun binatang di pulau Sumatera, yang terletak di atas Bukit Cubadak Bungkuak Bukittinggi, provinsi Sumatera Barat,Indonesia. Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan ini juga merupakan salah satu kebun binatang tertua yang ada di Indonesia, dan satu-satunya di Sumatera Barat, dengan koleksi hewan terlengkap di pulau Sumatera.
Kebun binatang yang juga menjadi objek wisata andalan di kota Bukittinggi ini dihubungkan oleh Jembatan Limpapeh dengan objek wisata Benteng For de Kock. Letaknya yang tidak jauh dari pusat kota, menjadikan kebun binatang ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang mengunjungi kota Bukittinggi. Selain itu di dalam taman Margasatwa dan Budaya Kinantan ini juga terdapat Museum Rumah Adat bagonjong yang di dalamnya terdapat banyak benda-benda sejarah dan budaya ranah minang. Museum ini yang di dirikan seorang belanda yang bernama Mr. Mondelar Countrolleur.
Sarana dan prasarana yang ada di dalam taman margasatwa ini adalah mushalla, toilet, tempat bermain anak-anak, tempat berbelanja makanan maupun minuman, tempat istirahat sejenak, dan lain-lain. Beberapa tahun yang lalu taman ini juga menyediakan tunggang gajah dan unta. Tapi pada saat ini pengelola taman tidak menyediakannya lagi.
Sedangkan sarana dan prasarana yang ada di sekitar Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan itu antara lain: tempat parkir, toko sofenir dan aksesoris, cave, rumah makan dan restoran, bendi yang bisa di jadikan sebagai transportasi, penginapan. Selain dari Taman Margasatwa ini kita bisa ke Benteng For De Cock melalui Jembatan Limpapeh, pengunjung juga bisa Pasar Atas dan Jam Gadang sehingga pengunjung atau wisatawan tidak perlu bersusah payah untuk ke objek wisata lainnya.
Dari 6 sarana dan prasarana yang dinilai, Bank/ATM lah yang hanya berlokasi lebih dari 500M dari Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan ini.

BENTENG FORT DE COCK
Benteng ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 pada masa Baron Hendrik Markus de Kock sewaktu menjadi komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda, karena itulah benteng ini terkenal dengan nama Benteng Fort De Kock. Benteng yang terletak di atas Bukit Jirek ini digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya Perang Paderi pada tahun 1821-1837. Di sekitar benteng masih terdapat meriam-meriam kuno periode abad ke 19. Pada tahun-tahun selanjutnya, di sekitar benteng ini tumbuh sebuah kota yang juga bernama Fort de Kock, dan saat sekarang ini bernama kota Bukittinggi.
Sejak direnovasi pada tahun 2002 lalu oleh pemerintah daerah, kawasan benteng Fort de Kock kini berubah menjadi Taman Kota Bukittinggi (Bukittinggi City Park) dan Taman Burung Tropis (Tropical Bird Park). Hingga saat ini, Benteng Fort de Kock masih ada sebagai bangunan bercat putih-hijau setinggi 20 m. Benteng Fort de Kock dilengkapi dengan meriam kecil di keempat sudutnya. Kawasan sekitar benteng sudah direnofasi oleh pemerintah daerah menjadi sebuah taman dengan banyak pepohonan rindang dan mainan anak-anak.
Benteng ini berada di lokasi yang sama dengan Kebun Binatang Bukittinggi dan Museum Rumah Adat Bagonjong. Kawasan benteng terletak di bukit sebelah kiri pintu masuk sedangkan kawasan kebun binatang dan museum berbentuk rumah gadang tersebut berada di bukit sebelah kanan. Keduanya dihubungkan oleh jembatan limpapeh yang di bawahnya adalah jalan raya dalam kota Bukittinggi. Kawasan ini hanya terletak 1 km dari pusat kota Bukittinggi di kawasan jam gadang, tepatnya di terusan jalan Tuanku nan Renceh.
            Sarana dan prasarana yang ada di dalam Benteng Fort de Cock ini antara lain: tunggang kuda, mushalla, toillet, tempat berbelanja makanan dan minuman, tempat bermain dengan burung, tempat duduk istirahat, arena bermain anak-anak dan lain-lain.
            Sedangkan sarana dan prasarana yang tersedia di luar adalah tempat parkir, Rumah makan dan restoran, hotel/penginapan, tempat berbelanja sofenir dan aksesoris. Dari 6 sarana dan prasarana yang dinilai, bank/ATM lah yang berlokasi lebih dari 500M dari Benteng Fort de Cock ini.

TAMAN PANORAMA-LOBANG JEPANG
            Taman Panorama dan Lobang jepang ini terletak di jalan panorama. Di dalam taman ini terdapat lobang jepang yang merupakan sebuah terowongan (bunker) perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepang sekitar tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan.
            Udara yang sejuk dan pemandangan yang indah menjadikan taman ini sebagai salah satu tujuan utama bagi wisatawan lokal maupun wisarawan luar. Dari taman ini kita dapat menikmati keindahan Ngarai Sianok dari ketinggian. Selain itu ada satwa liar yang telah jinak dapat kita jumpai disini, yaitu kera.
            Di dalam taman ini juga terdapat Medan Nan Bapaneh yang sering digunakan untuk tempat pertunjukan dan acara-acara baik dari pemerintah daerah maupun acara non kepemerintahan.
Sarana dan prasarana yang tersedia di dalam taman ini adalah mushalla, toilet, tempat duduk untuk beristirahat, tempat berbelanja makanan dan minuman, tempat berbelanja sofenir dan aksesoris. Sedangkan sarana dan prasarana yang ada di luar taman ini antara lain mesjid, toko sofenir dan aksesoris, tempat makan, tempat parkir, sarana transportasi, hotel/penginapan. Sedangkan Bank/ATM berlokasi lebih dari 500M dari taman ini.

MUSEUM TRI DAYA EKA DARMA
Museum Tridaya Eka Dharma adalah salah satu museum yang ada di Sumatera Barat yang terletak di kota Bukittinggi, tepatnya di jalan Panorama No. 24, kelurahan Kayu Kubu, kecamatan Guguk Panjang, Bukittinggi. Museum ini diresmikan oleh Mohammad Hatta, pada tanggal 16 Agustus 1973. Museum yang memiliki koleksi ratusan senjata jaman perang ini terbuka untuk masyarakat umum.
Berbagai benda-benda bersejarah terdapat di Museum ini, diantaranya senapan laras panjang, senapan laras pendek, meriam, amunisi, granat, perlengkapan perang, pemancar radio, alat penerima sinyal, telepon dan juga pakaian para tentara Indonesia dan tentara asing. Bukan hanya itu dokumentasi saat berperang adapula seperti foto kepemimpinan para jendral, lokasi penyekapan para pahlawan revolusi, serta foto para president Indonesia dari tahun 1945-2004.
Pada bagian luar museum terdapat pula Pesawat Terbang AT-16, Harvard B-419 buatan Amerika Serikat yang dulunya digunakan dalam penumpasan Pemerintah Revolusi Republik Indonesia di Sumatera Tengah tahun 1958, yang dioperasikan di Solok, Indarung, Bukittinggi dan Payakumbuh.  Setelah habis masa terbangnya, pesawat terbang tersebut disimpan di depotlogistik di Lanud Hussein Sastra Negara di Bandung oleh Staf Angatan Udara. Kemudian, pada tahun 1973 diserahkan ke Museum Tridaya Eka Dharma untuk dijadikan benda koleksi.
Sarana dan prasarana yang ada di sekitar museum antara lain tempat makan, area permainan anak-anak, mushalla dan toilet, sarana transportasi, tempat berbelanja yang di sediakan oleh masyarakat sekitar, tempat duduk-duduk dan istirahat, hotel/penginapan. Karena museum ini berlokasi di depan taman panorama, maka Baml/ATM-pund sama-sama berlokasi lebih dari 500M.

JAM GADANG
            Jam Gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jan dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa minangkabau yang berarti "jam besar". Selain sebagai pusat penanda kota Bukittinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai objek wisata dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik di hari kerja maupun di hari-hari libur. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini.
            Karena berlokasi di pusat kota, maka jam gadang ini selalu ramai di kunjungi oleh wisatan bai dari lokal maupun mancanegara. Jam gadang ini berlokasikan dekat dengan pasar atas dan Plaza Bukittinggi, sehingga para pengunjung selalu menyempatkan dirinya untuk berbelanja.
            Selain itu di area taman jam gadang ini juga banyak pedagang-pedangang yang berjualan. Baik berjualan baju, mukena, aksesoris dan sofenir, makanan dan lain-lain. Karena jam gadang berlokasi di pusat kota, maka semua sarana dan prasarana yang dinilai lengkap di miliki oleh objek wisata yang satu ini.

NGARAI SIANOK
            Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi, dengan Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan ngarai Koto Gadang sampai di Ngarai Sianok Enam Suku, dan berakhir sampai Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang indah dan menjadi salah satu objek wisata utama provinsi.
Jurang ini dalamnya sekitar 100 m membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (Patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau – hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal) – yang dialiri Batang Sianok (batang berarti sungai, dalam bahasa Minangkabau) yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda, jurang ini disebut juga sebagai kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai.
Walupun berada di daerah perbatasan, objek wisata ngarai sianok ini selalu rami di kunjungi oleh wisatawan. Hanya saja di ngarai sianok ini cukup sulit ditemukan tempat penginapan, Bank/ATM dan tempat berbelanja. Namun karena udara dan pemandangannya yang indah dan di dukung oleh lokasi yang memadai maka banyak orang yang datang ke ngarai sianok ini dengan tujuan untuk cemping dan berkemah. Selain itu disini juga sering diadakan iffen motor cross.
GREAT WALL OF KOTO GADANG
            Tempat wisata yang diresmikan oleh Menkominfo Tifatul Sembiring pada 26 Januari 2013 yang lalu memiliki bentuk yang mirip dengan tembok besar China. Jika selama ini Bukittinggi identik dengan Jam Gadang, Lobang Jepang serta Ngarai Sianok, sekarang kota yang berhawa sejuk ini memiliki ikon wisata baru yakni The Great Wall of Koto Gadang atau yang lebih dikenal dengan nama Janjang Koto Gadang. Lokasi wisata ini terletak di kawasan Ngarai Sianok.
Di tengah-tengah Great Wall ini juga terdapat jembatan gantung dengan ketinggian sekitar 100 m yang hanya bisa dilalui oleh maksimal 10 orang. Dari jembatan ini pengunjung bisa menikmati panorama tebing Ngarai Sianok, aliaran air anak sungai serta hijaunya hamparan pepohonan yang menghiasi lembah.
Medan yang cukup menantang serta anak tangga yang sedikit curam membuat wisatawan harus menyiapkan kondisi fisik sebaik mungkin. Total jarak yang harus ditempuh untuk bisa menuntaskan lintasan Great Wall ini sekitar 1,5 Km serta seribu anak tangga. Meski begitu, rasa lelah yang mendera akan terbayarkan dengan pemandangan alam indah yang disuguhkan oleh tempat wisata ini.
Karena objek wisata ini masih tergolong baru, maka banyak sarana dan prasarana yang belum memdai dari ojek wisata ini. Unutk sarana penginapan, rumah makan/restoran, bank/ATM, para wisatawan tidak dapat menumukannya dalam radius 500m dari objek wisata ini. Namun untuk membeli aksesoris, makanan dan minuman ringan telah banyak di sediakan oleh pedagang kecil yang unumnya adalah masyarakat sekitar. Untuk sarana transportasi, pengunjung tidak usah cemas, karena ada angkot yang menuju ke sana. Dan untuk kendaraan pribadi telah disediakan juga saran parkir yang memadai.

Dari urian dan analisa di atas, maka objek wisata yang memiliki sarana dan prasarana yang lengkap di kota Bukittinggi adalah Jam Gadang dengan potensi yang sangat kuat. Sedangkan 4 diantara 7 objek wisata yang dinilai mempunyai potensi Kuat dan 2 objek wisata lainnya yang memiliki potensi lemah.
Namun walaupun demikian kota bukittinggi dan objek-objek wisatanya selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara di setiap tahunnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar