Valuasi Objek Wisata di Kota Bukittinggi Sumatera Barat Berdasarkan Sarana dan
Prasarana yang Tersedia
Bukittinggi,merupakan sebuah kota yang berada di
Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota yang sebelumnya disebut dengan Fort de
Kock dan pernah juga dijuluki sebagai Parisj Van Sumatera dan pernah juga
menjadi ibukota Negara Indonesia. Kota kelahiran salah satu Proklamator RI
yaitu Bung Hatta dan disebut juga sebagai Kota Pustaka. Jam gadang yang
merupakan symbol kota ini adalah sebuah landmark di ketinggian jantung kota dan
Persis Seperti Big Ben. Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang
berhawa sejuk dan juga bersaudara dengan Saremban dari Negeri Sembilan di
Malaysia.
Bukittinggi adalah kota tujuan wisata yg paling
terkenal di Sumatera Barat. Jarak Bukittinggi cukup jauh dari kota Padang yang
sebagai Ibu Kota Sumatera Barat, yaitu kurang lebih 96 KM dengan memakan waktu
1,5-2 jam perjalanan (Jika tidak Macet). Banyak wisatawan lokal maupun
wisatawan asing yang tertarik untuk pergi berwisata ke kota ini. Beragam wisata
dapat ditemukan di kota yang seluas 25,25 kilometer persegi (tanpa pemekaran)
ini. Diantaranya wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata kuliner,
bahkan wisata belanja yang menarik.
Masing-masing wisata memiliki kelebihan sehingga
dapat menarik para pengunjungnya. Dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua
pun daapt menikmati semua objek wisata yang ada di Bukittinggi.
Objek Wisata di Kota Bukittinggi yang menarik diantaranya yaitu Kebun Binatang Kinantan,
Museum Rumah Adat Bagonjong, Benteng Fort De Cock, Jembatan Limpapeh,
Panorama/Ngarai Sianok, Lubang Jepang, dan Jam Gadang, dan objek wisata yang
terbaru di kota Bukittinggi yang tidak kalah jauh peminatnya yaitu Great Wall
of Koto Gadamg. Jarak antara satu objek wisata ke objek wisata yang lain tidak
terlalu jauh, dengan berjalan kaki saja dapat mengunjungi semua objek wisata
tersebut.
Selain itu
ada juga wisatawan dan pedagang dari luar daerah yang sengaja datang ke kota
Bukittinggi dengan tujuan untuk berbelanja. Karena kota Bukittinggi mempunyai
pasar grosir yang terbesar di Sumatera, yaitu Pasar Aur Kuning. Banyak pedagang-pedagang
dari medan, pekan baru, palembang bahkan pedagang dari Malaysia dan
Singapura yang pergi berbeanja secara
grosir ke pasar ini. Selain Pasar Aur Kuning, ada lagi pasar yang menjadi
tujuan utama bagi wisatawan yang ingin pergi wisata berbelanja ke kota
Bukittinggi, yaitu Pasar Atas. Di pasar ini wisatawan dapat berbelanja pakaian
sehari-hari sampai dengan makanan ringan khas Bukittinggi dengan harga yang
terjangkau.
Di sekitar
kawasan objek wisata terdapat banyak sarana dan prasarana yang memadai, seperti
BANK/ATM, rumah makan, tempat berbelanja, transportasi, ada banyak hotel dan
penginapan. Namun jika ingin berlibur beberapa hari di kota Bukittinggi pada
libur sekolah, libur lebaran, atau tahun baru, booking hotel/penginapan harus
hari jauh-jauh hari sebelum kedatangan. Pada hari libur dan tahun baru
Bukittinggi akan penuh dengan wisatawan, hampir semua hotel/penginapan
penuh. Akan kesulit menemukan tempat menginap jika tidak booking terlebih
dahulu.
Jadi jika berkunjung ke Sumatera Barat sangat
disayangkan bila tidak mengunjungi kota wisata ini.
Penilaian Potensi Sarana dan Prasarana yang Tersedia
di Beberapa Objek Wisata yang Terkenal di Kota Bukittinggi
Disini kita akan mencoba untuk
melakukan penilian potensi pariwisata untuk ruanglingkup sarana prasarana yang
dilakukan dengan mengidentifikasi jumlah dari jenis sarana prasarana yang ada
di sekitar suatu obyek wisata dalam radius 500M. Jenis sarana prasarana yang
yang dilihat yaitu,
1.
Sarana
Akomodasi (hotel/penginapan)
2.
Fasilitas
Bank/ATM,
3.
Rumah
Makan atau Restoran
4.
Pasar
atau Tempat Berbelanja,
5.
Transportasi
Penunjang
6.
Tempat
Ibadah (mushalla) dan Wc
Semakin
banyak jenis sarana prasarana yang mendukung suatu obyek wisata dalam radius
500meter maka nilai skor potensi obyek tersebut makin tinggi.
Kita menilai objek wisata yang
mempunyai 0-2 di antara 6 jenis sarana dan prasarana yang dinilai yang ada
dalam radius 500M, maka akan diberi skor 1 dengan potensi sangat lemah. Jika mempunyai
3 sarana dan prasarana, maka akan diberi skor 2 dengan potensi lemah. Jika memiliki
4 sarana dan parasarana yang terserdia maka akan diberi skor 3 dengan potensi
sedang. Jika memiliki 5 sarana dan prasarana yang tersedia maka akan diberi
skor 4 dengan potensi kuat. Dan jika memiliki 6 sarana dan prasarana yang dinilai
maka akan diberi skor 5 dengan potensi sangat kuat.
Tabel penilaian:
Banyak
sarana dan prasarana
|
skor
|
potensi
|
0-2
|
1
|
Sangat
lemah
|
3
|
2
|
Lemah
|
4
|
3
|
Sedang
|
5
|
4
|
Kuat
|
6
|
5
|
Sangat
kuat
|
Maka hasil penilian dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
No
|
Objek
Wisata yang di Nilai
|
Banyak
Sarana dan Prasarana yang Dinilai
|
Skor
|
Nilai
Potensi
|
1
|
Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan
|
5
|
4
|
Kuat
|
2
|
Benteng Fort De Cock
|
5
|
4
|
Kuat
|
3
|
Taman Panorama dan Lobang jepang
|
5
|
4
|
Kuat
|
4
|
Museum Tri Daya Eka Darma
|
5
|
4
|
Kuat
|
5
|
Jam Gadang
|
6
|
5
|
Sangat
kuat
|
6
|
Ngarai sianok
|
3
|
2
|
lemah
|
7
|
Great Wall of Koto Gadang
|
3
|
2
|
lemah
|
TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN
Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan
atau yang lebih dikenal dengan nama Kebun
Binatang Bukittinggi adalah salah satu kebun binatang di pulau Sumatera, yang terletak di atas Bukit Cubadak Bungkuak Bukittinggi,
provinsi Sumatera Barat,Indonesia.
Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan ini juga merupakan salah satu kebun
binatang tertua yang ada di Indonesia, dan satu-satunya di Sumatera Barat, dengan koleksi hewan terlengkap di pulau Sumatera.
Kebun
binatang yang juga menjadi objek wisata andalan di kota Bukittinggi
ini dihubungkan oleh Jembatan Limpapeh dengan objek wisata Benteng For de Kock. Letaknya yang tidak
jauh dari pusat kota, menjadikan kebun binatang ini menjadi daya tarik
tersendiri bagi para wisatawan yang mengunjungi kota Bukittinggi. Selain itu di
dalam taman Margasatwa dan Budaya Kinantan ini juga terdapat Museum Rumah Adat
bagonjong yang di dalamnya terdapat banyak benda-benda sejarah dan budaya ranah
minang. Museum ini yang di dirikan seorang belanda yang bernama Mr. Mondelar
Countrolleur.
Sarana
dan prasarana yang ada di dalam taman margasatwa ini adalah mushalla, toilet,
tempat bermain anak-anak, tempat berbelanja makanan maupun minuman, tempat
istirahat sejenak, dan lain-lain. Beberapa tahun yang lalu taman ini juga
menyediakan tunggang gajah dan unta. Tapi pada saat ini pengelola taman tidak
menyediakannya lagi.
Sedangkan
sarana dan prasarana yang ada di sekitar Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan
itu antara lain: tempat parkir, toko sofenir dan aksesoris, cave, rumah makan
dan restoran, bendi yang bisa di jadikan sebagai transportasi, penginapan.
Selain dari Taman Margasatwa ini kita bisa ke Benteng For De Cock melalui
Jembatan Limpapeh, pengunjung juga bisa Pasar Atas dan Jam Gadang sehingga
pengunjung atau wisatawan tidak perlu bersusah payah untuk ke objek wisata
lainnya.
Dari
6 sarana dan prasarana yang dinilai, Bank/ATM lah yang hanya berlokasi lebih
dari 500M dari Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan ini.
BENTENG FORT DE COCK
Benteng
ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 pada masa Baron Hendrik Markus de Kock sewaktu menjadi
komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda, karena itulah
benteng ini terkenal dengan nama Benteng Fort De Kock. Benteng yang terletak di
atas Bukit Jirek ini digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan
dari gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya Perang Paderi pada tahun 1821-1837. Di sekitar benteng masih terdapat meriam-meriam kuno
periode abad ke 19. Pada tahun-tahun selanjutnya, di sekitar benteng ini tumbuh
sebuah kota yang juga bernama Fort de Kock, dan saat sekarang ini
bernama kota Bukittinggi.
Sejak
direnovasi pada tahun 2002 lalu oleh pemerintah daerah, kawasan benteng Fort de
Kock kini berubah menjadi Taman Kota Bukittinggi (Bukittinggi City Park)
dan Taman Burung Tropis (Tropical Bird Park). Hingga saat ini, Benteng
Fort de Kock masih ada sebagai bangunan bercat putih-hijau setinggi 20 m.
Benteng Fort de Kock dilengkapi dengan meriam kecil di
keempat sudutnya. Kawasan sekitar benteng sudah direnofasi oleh pemerintah
daerah menjadi sebuah taman dengan banyak pepohonan rindang dan mainan
anak-anak.
Benteng ini berada
di lokasi yang sama dengan Kebun Binatang Bukittinggi dan Museum Rumah Adat Bagonjong. Kawasan benteng terletak di bukit sebelah kiri pintu
masuk sedangkan kawasan kebun binatang dan museum
berbentuk rumah gadang tersebut berada di bukit sebelah
kanan. Keduanya dihubungkan oleh jembatan limpapeh yang di bawahnya adalah jalan raya dalam kota Bukittinggi. Kawasan ini hanya terletak 1 km dari pusat kota Bukittinggi di kawasan jam gadang,
tepatnya di terusan jalan Tuanku nan Renceh.
Sarana dan prasarana yang ada di
dalam Benteng Fort de Cock ini antara lain: tunggang kuda, mushalla, toillet,
tempat berbelanja makanan dan minuman, tempat bermain dengan burung, tempat
duduk istirahat, arena bermain anak-anak dan lain-lain.
Sedangkan sarana dan prasarana yang
tersedia di luar adalah tempat parkir, Rumah makan dan restoran,
hotel/penginapan, tempat berbelanja sofenir dan aksesoris. Dari 6 sarana dan
prasarana yang dinilai, bank/ATM lah yang berlokasi lebih dari 500M dari
Benteng Fort de Cock ini.
TAMAN
PANORAMA-LOBANG JEPANG
Taman Panorama dan Lobang jepang ini
terletak di jalan panorama. Di dalam taman ini terdapat lobang jepang yang
merupakan sebuah terowongan (bunker) perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepang sekitar
tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan.
Udara yang sejuk dan pemandangan
yang indah menjadikan taman ini sebagai salah satu tujuan utama bagi wisatawan
lokal maupun wisarawan luar. Dari taman ini kita dapat menikmati keindahan
Ngarai Sianok dari ketinggian. Selain itu ada satwa liar yang telah jinak dapat
kita jumpai disini, yaitu kera.
Di dalam taman ini juga terdapat
Medan Nan Bapaneh yang sering digunakan untuk tempat pertunjukan dan
acara-acara baik dari pemerintah daerah maupun acara non kepemerintahan.
Sarana
dan prasarana yang tersedia di dalam taman ini adalah mushalla, toilet, tempat
duduk untuk beristirahat, tempat berbelanja makanan dan minuman, tempat
berbelanja sofenir dan aksesoris. Sedangkan sarana dan prasarana yang ada di
luar taman ini antara lain mesjid, toko sofenir dan aksesoris, tempat makan,
tempat parkir, sarana transportasi, hotel/penginapan. Sedangkan Bank/ATM
berlokasi lebih dari 500M dari taman ini.
MUSEUM TRI DAYA EKA
DARMA
Museum Tridaya Eka Dharma adalah salah
satu museum
yang ada di Sumatera Barat yang terletak di kota Bukittinggi,
tepatnya di jalan Panorama No. 24, kelurahan Kayu Kubu,
kecamatan Guguk Panjang, Bukittinggi. Museum ini
diresmikan oleh Mohammad Hatta, pada tanggal 16 Agustus 1973. Museum yang memiliki
koleksi ratusan senjata jaman perang
ini terbuka untuk masyarakat umum.
Berbagai
benda-benda bersejarah terdapat di Museum ini, diantaranya senapan laras
panjang, senapan laras pendek, meriam, amunisi, granat, perlengkapan perang, pemancar radio, alat penerima
sinyal, telepon
dan juga pakaian para tentara Indonesia dan tentara asing. Bukan hanya itu dokumentasi saat
berperang adapula seperti foto kepemimpinan para jendral, lokasi penyekapan
para pahlawan revolusi, serta foto para president Indonesia dari tahun 1945-2004.
Pada
bagian luar museum terdapat pula Pesawat Terbang AT-16, Harvard B-419 buatan Amerika Serikat yang dulunya digunakan dalam penumpasan Pemerintah Revolusi Republik Indonesia di Sumatera Tengah tahun 1958, yang dioperasikan di Solok, Indarung, Bukittinggi dan Payakumbuh.
Setelah habis masa terbangnya, pesawat terbang tersebut disimpan di
depotlogistik di Lanud Hussein Sastra Negara di Bandung
oleh Staf Angatan Udara. Kemudian, pada tahun 1973 diserahkan ke Museum
Tridaya Eka Dharma untuk dijadikan benda koleksi.
Sarana
dan prasarana yang ada di sekitar museum antara lain tempat makan, area
permainan anak-anak, mushalla dan toilet, sarana transportasi, tempat
berbelanja yang di sediakan oleh masyarakat sekitar, tempat duduk-duduk dan
istirahat, hotel/penginapan. Karena museum ini berlokasi di depan taman
panorama, maka Baml/ATM-pund sama-sama berlokasi lebih dari 500M.
JAM GADANG
Jam Gadang adalah nama untuk menara jam
yang terletak di pusat kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jan dengan ukuran besar di
empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa minangkabau yang berarti "jam
besar". Selain sebagai pusat penanda kota Bukittinggi, Jam Gadang juga
telah dijadikan sebagai objek wisata dengan diperluasnya taman di sekitar menara
jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik di hari kerja
maupun di hari-hari libur.
Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat
menara jam ini.
Karena berlokasi di pusat kota, maka
jam gadang ini selalu ramai di kunjungi oleh wisatan bai dari lokal maupun
mancanegara. Jam gadang ini berlokasikan dekat dengan pasar atas dan Plaza
Bukittinggi, sehingga para pengunjung selalu menyempatkan dirinya untuk
berbelanja.
Selain itu di area taman jam gadang
ini juga banyak pedagang-pedangang yang berjualan. Baik berjualan baju, mukena,
aksesoris dan sofenir, makanan dan lain-lain. Karena jam gadang berlokasi di
pusat kota, maka semua sarana dan prasarana yang dinilai lengkap di miliki oleh
objek wisata yang satu ini.
NGARAI SIANOK
Ngarai Sianok adalah sebuah lembah
curam (jurang) yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi, dengan Kecamatan
IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok
sebagai garis batas kota dari selatan ngarai Koto Gadang sampai di Ngarai
Sianok Enam Suku, dan berakhir sampai Palupuh. Ngarai Sianok memiliki
pemandangan yang indah dan menjadi salah satu objek wisata utama provinsi.
Jurang
ini dalamnya sekitar 100 m membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200
m dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua
bagian memanjang (Patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding yang curam,
bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau – hasil dari gerakan turun
kulit bumi (sinklinal) – yang dialiri Batang Sianok (batang berarti sungai,
dalam bahasa Minangkabau) yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda, jurang
ini disebut juga sebagai kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup
bebas di dasar ngarai.
Walupun
berada di daerah perbatasan, objek wisata ngarai sianok ini selalu rami di
kunjungi oleh wisatawan. Hanya saja di ngarai sianok ini cukup sulit ditemukan
tempat penginapan, Bank/ATM dan tempat berbelanja. Namun karena udara dan
pemandangannya yang indah dan di dukung oleh lokasi yang memadai maka banyak orang
yang datang ke ngarai sianok ini dengan tujuan untuk cemping dan berkemah.
Selain itu disini juga sering diadakan iffen motor cross.
GREAT WALL OF KOTO
GADANG
Tempat wisata yang
diresmikan oleh Menkominfo Tifatul Sembiring pada 26 Januari 2013 yang lalu
memiliki bentuk yang mirip dengan tembok besar China. Jika selama ini
Bukittinggi identik dengan Jam Gadang, Lobang Jepang serta Ngarai Sianok,
sekarang kota yang berhawa sejuk ini memiliki ikon wisata baru yakni The
Great Wall of Koto Gadang atau yang lebih dikenal dengan nama Janjang Koto
Gadang. Lokasi wisata ini terletak di kawasan Ngarai Sianok.
Di
tengah-tengah Great Wall ini juga terdapat jembatan gantung dengan
ketinggian sekitar 100 m yang hanya bisa dilalui oleh maksimal 10 orang. Dari
jembatan ini pengunjung bisa menikmati panorama tebing Ngarai Sianok, aliaran
air anak sungai serta hijaunya hamparan pepohonan yang menghiasi lembah.
Medan
yang cukup menantang serta anak tangga yang sedikit curam membuat wisatawan
harus menyiapkan kondisi fisik sebaik mungkin. Total jarak yang harus ditempuh
untuk bisa menuntaskan lintasan Great Wall ini sekitar 1,5 Km serta
seribu anak tangga. Meski begitu, rasa lelah yang mendera akan terbayarkan
dengan pemandangan alam indah yang disuguhkan oleh tempat wisata ini.
Karena
objek wisata ini masih tergolong baru, maka banyak sarana dan prasarana yang
belum memdai dari ojek wisata ini. Unutk sarana penginapan, rumah
makan/restoran, bank/ATM, para wisatawan tidak dapat menumukannya dalam radius
500m dari objek wisata ini. Namun untuk membeli aksesoris, makanan dan minuman
ringan telah banyak di sediakan oleh pedagang kecil yang unumnya adalah
masyarakat sekitar. Untuk sarana transportasi, pengunjung tidak usah cemas,
karena ada angkot yang menuju ke sana. Dan untuk kendaraan pribadi telah
disediakan juga saran parkir yang memadai.
Dari
urian dan analisa di atas, maka objek wisata yang memiliki sarana dan prasarana
yang lengkap di kota Bukittinggi adalah Jam Gadang dengan potensi yang sangat
kuat. Sedangkan 4 diantara 7 objek wisata yang dinilai mempunyai potensi Kuat
dan 2 objek wisata lainnya yang memiliki potensi lemah.
Namun
walaupun demikian kota bukittinggi dan objek-objek wisatanya selalu ramai
dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara di setiap
tahunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar